Rabu, 15 Juni 2016

PENGEMBANGAN POTENSI DESA WISATA PENTINGSARI

TUGAS MAKALAH
PENGEMBANGAN POTENSI DESA WISATA PENTINGSARI
(Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY)
Mata Kuliah: Pemberdayaan Masyarakat
Dosen Pengampu: Suwarjo S,ip M,si

Disusun oleh: Kelompok 4 (Kelas Pagi)
Milka Selegani                        131312153
Nikolaus Riandully                 131312183
Amelia Sundarwati                 131312167
Ali Miagoni                             131312197
Yuliten Yobbe                        131312150
Patwa Tri Lestari                     131312143
Fendy Maryoto                       121312088
Habel Miagoni                        131312154
Maleaki Tipagau                      121312602

UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
2016




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi alam, seni dan budaya. Potensi-potensi itu tentu harus dikembangkan agar dapat membawa dampak positif bagi industri pariwisata di Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa negara-negara yang memiliki tiga puluh tiga provinsi ini memiliki sejuta peninggalan seni dan budaya yang memiliki keindahan dan daya tarik di masing-masing provinsi serta tidak dapat ditemukan di negara lain, sehingga banyak wisatawan domestik maupun luar negeri yangingin menikmati keindahan alam, seni dan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Salah satu provinsi yang mempunyai keanekaragaman alam, seni dan budaya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi ini memiliki empat Kabupaten serta Kotamadya yang banyak dikunjungi oleh wisman (wisatawan mancanegara), maupun wisnus (wisatawan nusantara), terdapat ribuan customer per hari mengunjungi berbagai obyek yang dimiliki oleh provinsi ini antara lain Candi Prambanan, Gembiraloka, Kaliurang, Parangtritis, Keraton Yogyakarta dan berbagai obyek wisata lain yang ada di DIY. Pengembangan pariwisata yang ada di DIY tidak hanya di titik beratkan pada obyek wisata yang telah dikenal masyarakat luas saja namun ada alternatif andalan lainnya yang mulai dikembangkan yaitu Desa Wisata dengan potensi alam, seni dan budayanya.
Desa Wisata lebih bergerak pada bidang studi pengembangan budaya dan pariwisata berbasis potensi lokal. Kabupaten Sleman sebagai daerah yang memiliki keindahan alam mulai mengenalkan Desa Wisata kepada para wisatawan. Tercatat terdapat 37 Desa Wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat. Desa Wisata yang terdapat di Kabupaten Sleman menawarkan berbagai macam potensi yang dimiliki antara lain pemandangan bentangan sawah yang masih sejuk, dan permai, peninggalan budaya, seni dan budaya para leluhur hingga bangunan yang usianya telah mencapai ratusan tahun yang masih terawat dengan baik. Inskeep mendefinisikan Desa Wisata sebagai suatu wisata pedesaan dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tadisional, sering di desa-desa yang terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat (Ahimsa Putra, 1988 dalam Ratna Sari, 2010: 26).
Desa Wisata Pentingsari adalah salah satu Desa Wisata yang memiliki daya tarik khas yang terdapat di Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Wisata Pentingsari dahulu tidak pernah masuk dalam hitungan wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang berkunjung ke Yogyakarta, tapi kini potensi pariwisata yang tersimpan disana mulai menjadi incaran wisatawan. Hal itu tidak terlepas dari keyakinan, keinginan, dan tekad kuat dari masyarakat setempat untuk membuat desa mereka menjadi tujuan wisata seperti dua desa tetangga mereka, yaitu Desa Sambi dan Desa Candi, yang lebih dulu terkenal menjadi Desa Wisata. Keinginan kuat warga desa di Lereng Gunung Merapi itu bukan tanpa alasan, karena Desa Pentingsari memang menyimpan pesona pariwisata. Perlahan-lahan, warga membenahi desanya untuk menjadi Desa Wisata andalan.
Potensi yang tersimpan di Desa Wisata Pentingsari atau juga dikenal dengan "Dewi Peri", antara lain, benda peninggalan sejarah Keraton Yogyakarta, Pancuran Sendang Sari, Kompleks Luweng, Watu Dakon, Watu Payung, Watu Gandul, dan peninggalan zaman perang merebut kemerdekaan Indonesia. Kompleks Luweng atau tempat memasak merupakan sebuah tempat yang menurut sejarah merupakan dapur umum pada masa Perang Diponegoro, sedangkan Pancuran Sendang Sari adalah lokasi mandi para putri Kraton Yogyakarta, untuk mewujudkan Desa Pentingsari menjadi Desa Wisata, masyarakat telah menyiapkan segala sesuatunya seoptimal mungkin, baik itu potensi wisata dan perilaku masyarakat agar ramah serta terbuka kepada wisatawan. Hal ini penting, karena keramahan menjadi nilai jual yang tinggi. Tekad kuat masyarakat desa itu ternyata berbuah manis, karena Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman pada 15 April 2008 mencanangkan Desa Pentingsari sebagai Desa Wisata.
Desa Pentingsari belum begitu lama menjadi Desa Wisata namun Desa Wisata Pentingsari kini telah menjadi Desa Wisata nomor satu di Yogyakarta sehingga dapat menjadi contoh untuk Desa Wisata lainnya. Semua itu tak lepas dari partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari. Partisipasi masyarakat adalah salah satu faktor pendukung adanya pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari selain adanya dukungan dari pemerintah dan potensi yang terdapat di Desa Wisata Pentingsari, tanpa adanya partisipasi masyarakat maka pemberdayaan masyarakat tidak akan berjalan. Partisipasi anggota masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program/proyek pembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat lokal (Rahardjo Adisasmita, 2006: 34). Desa Wisata Pentingsari sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai PNS, wirausaha, dan petani namun masih ada beberapa masyarakat yang belum sejahtera, maka dari itu Desa Pentingsari memberdayakan masyarakatnya agar ikut memajukan desanya sebagai Desa Wisata, dengan adanya pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari maka masyarakat yang belum sejahtera dapat lebih mensejahterakan kehidupannya dengan cara menjadi pengelola Desa Wisata atau membuka usaha yang sekiranya dapat menghasilkan uang misalnya saja menjadikan rumahnya sebagai homestay untuk wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Pentingsari, berjualan makanan dan minuman, menjual oleh-oleh untuk wisatawan, menjadi pemandu wisata dan masih banyak lagi, namun ada juga masyarakat yang tidak berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari karena sudah merasa mampu secara materi selain itu juga karena usia yang sekiranya sudah tidak memungkinkan untuk ikut berpartisipasi secara maksimal dalam pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari. Desa Wisata Pentingsari kini telah dikenal banyak orang karena potensi wisata yang banyak tersimpan disana maka kini Desa Wisata Pentingsari tidak pernah sepi pengunjung. Dalam sehari bisa terdapat 400 lebih tamu yang berkunjung dan menginap disana, padahal ada beberapa masyarakat yang belum siap menjadikan rumahnya sebagai homestay dengan alasan belum mampu, masih mempunyai anak balita dan mempunyai kesibukan dikantor namun kini beberapa masyarakat mulai membangun rumahnya menjadi homestay untuk menambah jumlah homestay yang ada di Desa Wisata Pentingsari. Dalam pembagian homestay terkadang dirasa masyarakat kurang adil sehingga menimbulkan kecemburuan sosial diantara warga desa namun hal tersebut biasanya tidak sampai membuat masalah yang besar karena pengelola segera menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan pengertian kepada warga.
Kesibukan di kantor sebagai pegawai atau kesibukan di kampus atau sekolah terkadang juga membuat masyarakat sulit membagi waktu dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari, apalagi jika banyak tamu yang datang ke Desa Wisata Pentingsari sehingga belum dapat mengikuti kegiatan pemberdayaan secara maksimal, namun biasanya masyarakat yang bekerja dan yang masih kuliah atau sekolah akan ikut berpartisipasi pada saat kegiatan sore hari, malam hari atau pada saat libur, dengan adanya Desa Wisata Pentingsari warga masyarakat ditantang untuk mampu memberikan sumbang sih melalui pemberdayaan yang diadakan, tujuannya untuk kesejahteraan bagi seluruh warga masyarakat. Kini masyarakat Desa Wisata Pentingsari telah dapat merasakan dampak adanya pemberdayaan masyarakat yang diadakan di Desa Wisata Pentingsari. Masyarakat mulai menikmati manfaatnya yaitu meningkatnya perekonomian masyarakat, mendapat pengetahuan dan ilmu yang penting untuk lebih memajukan desanya dan masih banyak perubahan yang dirasakan masyarakat dengan adanya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari. Dampak negatifnya yaitu membuat Desa Wisata lain merasa tersaingi atas kesuksesan yang di didapat Desa Wisata Pentingsari.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat untuk memajukan Desa Wisata Pentingsari, ingin mengetahui proses pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari, faktor apa saja yang mendukung dan yang menghambat adanya pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari dan dampak pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari.
B.     Rumusan masalah
Bagaimana proses pengembangan desa wisata pentingsari?
Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari?
Apa saja komponen daya tarik wisata yang ada di Desa Wisata Pentingsari?

C.    Manfaat dan Tujuan
a.       Melalui Makalah ini dapat memberikan informasi mengenai Desa Wisata Pentingsari yang berada di Yogyakarta.
b.      Untuk dapat menambah wawasan mengenai pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Pentingsari.
c.       Memberdayakan masyarakat setempat agar bertangung jawab terhadap perencanaan dan pengelolaan lingkungannya.
d.      Dapat memberikan dorongan /motivasi bagi desa wisata lainnya
e.       Mengenali jenis wisata yang sesuai dan melengkapi gaya hidup yang disukai penduduk setempat.
f.       Untuk memberikan wawasan pengembangan desa pentingsari bagi pembaca makalah ini
g.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah pemberdayaan masyarakat
h.      Untuk menggali informasi mengenai perkembangan potensi desa wisata pentingsari





BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGEMBANGAN DESA WISATA
Desa wisata dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah pedesaan yang memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas, baik berupa karakter fisik lingkungan alam pedesaan dan kehidupan sosial budaya masyarakat, yang dikelola dan dikemas secara menarik dan alami dengan pengembangan fasilitas pendukung wisatanya. Selanjutnya desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Nuryanti, 1993).
Menurut Julisetiono (2007), Konsep Desa Wisata, meliputi: (a) berawal dari masyarakat, (b) memiliki muatan lokal, (c) memiliki komitmen bersama masyarakat, (d) memiliki kelembagaan, (e) adanya keterlibatan anggota masyarakat, (f) adanya pendampingan dan pembinaan, (g) adanya motivasi, (h) adanya kemitraan, (i) adanya forum Komunikasi, dan (j) adanya studi orientasi.
Mengacu pada konsep pengembangan desa wisata dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2001), maka pola pengembangan desa wisata diharapkan memuat prinsip-prinsip sebagai berikut :
a)        Tidak bertentangan dengan adat istiadat atau budaya masyarakat
Suatu desa yang tata cara dan ada istiadatnya masih mendominasi pola kehidupan masyarakatnya, dalam pengembangannya sebagai atraksi wisata harus disesuaikan dengan tata cara yang berlaku di desanya.
b)        Pembangunan fisik untuk meningkatkan kualitas lingkungan desa
Pengembangan pariwisata di suatu desa pada hakekatnya tidak merubah apa yang sudah ada di desa tersebut, tetapi lebih kepada upaya merubah apa yang ada di desa dan kemudian mengemasnya sedemikian rupa sehingga menarik untuk dijadikan atraksi wisata. Pembangunan fisik yang dilakukan dalam rangka pengembangan desa seperti penambahan sarana jalan setapak, penyediaan MCK, penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi lebih ditujukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang ada sehingga desa tersebut dapat dikunjungi dan dinikmati wisatawan.
c)        Memperhatikan unsur kelokalan dan keaslian
Arsitektur bangunan, pola lansekap serta material yang digunakan dalam pembangunan haruslah menonjolkan ciri khas desa, mencerminkan kelokalan dan keaslian wilayah setempat.
d)       Memberdayakan masyarakat desa wisata
Unsur penting dalam pengembangan desa wisata adalah keterlibatan masyarakat desa dalam setiap aspek wisata yang ada di desa tersebut. Pengembangan desa wisata sebagai pengejawantahan dari konsep Pariwisata Inti Rakyat mengandung arti bahwa masyarakat desa memperoleh manfaat sebesar-besarnya dalam pengembangan pariwisata. Masyarakat terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata dalam bentuk pemberian jasa dan pelayanan yang hasilnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat diluar aktifitas mereka sehari-hari.
e)        Memperhatikan daya dukung dan berwawasan lingkungan
Prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism) harus mendasari pengembangan desa wisata. Pengembangan yang melampaui daya dukung akan menimbulkan dampak yang besar tidak hanya pada lingkungan alam tetapi juga pada kehidupan sosial budaya masyarakat yang pada akhirnya akan mengurangi daya tarik desa tersebut. Beberapa bentuk keterlibatan masyarakat tersebut adalah penyediaan fasilitas akomodasi berupa rumah-rumah penduduk (home stay), penyediaan kebutuhan konsumsi wisatawan, pemandu wisata, penyediaan transportasi lokal, pertunjukan kesenian, dan lain-lain.
Pengembangan desa wisata merupakan bagian dari penyelenggaraan pariwisata yang terkait langsung dengan jasa pelayanan, yang membutuhkan kerjasama dengan berbagai komponen penyelenggara pariwisata yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Pada level birokrasi yang selama ini dilakukan pemerintah daerah seharusnya menindaklanjuti dengan adanya kejelasan regulasi terkait dengan pengembangan desa wisata dan usulan penetapan forum komunikasi desa wisata sebagai wadah koordinasi dan menjembatani hubungan antara masyarakat, lembaga desa wisata, perguruan tinggi, dan dunia usaha/swasta. Instansi terkait khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata perlu lebih mengintensifkan pembinaan secara berkala setiap bulan sekali dan memfasilitasi pertemuan bagi forum komunikasi desa wisata agar benar-benar dapat memberikan manfaat dalam rangka koordinasi bersama dan ajang berbagi pengalaman dari masing-masing desa wisatanya.
Pada level Dunia Usaha/Swasta, keterlibatan masyarakat khususnya generasi muda dalam kegiatan yang bersifat teknis, seperti menjadi instruktur atau pemandu kegiatan outbound perlu mendapat perhatian yang serius. Investor sebaiknya tidak hanya bergerak sebatas menanamkan modal dalam pengembangan infrastruktur pariwisata tapi perlu bekerjasama dengan masyarakat dalam rangka penguatan modal usaha mereka guna mendukung kegiatan investasi pariwisata.
Pada level masyarakat, partisipasi aktif merupakan elemen penting dalam perumusan rencana pembangunan agar mampu meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan pariwisata berbasis masyarakat. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, pengembangan desa wisata sebagai produk wisata baru sangat dipengaruhi oleh aspek kelembagaan, objek dan daya tarik wisata, serta sarana prasarana wisata. Hal ini disebabkan ketiga aspek pengembangan desa wisata tersebut memiliki peranan penting dalam meningkatkan pelayanan dan kualitas produk wisata.
Model Pengembangan Desa Wisata
Penentuan strategi dalam pengembangan desa wisata sangatlah penting dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan model pengembangan desa wisata sebagai rekomendasi tindak lanjut dari perencanaan wilayah pengembangan desa wisata.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu tahapan-tahapan model pengembangan desa wisata yang diharapkan dapat diterapkan di daerah penyangga kawasan konservasi, antara lain:
1.        Dari sisi pengembangan kelembagaan desa wisata, perlunya perencanaan awal yang tepat dalam menentukan usulan program atau kegiatan khususnya pada kelompok sadar wisata agar mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui pelaksanaan program pelatihan pengembangan desa wisata, seperti: pelatihan bagi kelompok sadar wisata, pelatihan tata boga dan tata homestay, pembuatan cinderamata, pelatihan guide/pemandu wisata termasuk didalamnya keterampilan menjadi instruktur outbound.
2.        Dari sisi pengembangan objek dan daya tarik wisata, perlunya perencanaan awal dari masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan dan mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai potensi yang dimiliki oleh masyarakat, serta perlunya sosialisasi dari instansi terkait dalam rangka menggalakkan sapta pesona dan paket desa wisata terpadu.
3.        Dari sisi pengembangan sarana prasarana wisata, perencanaan awal dari pemerintah perlu diarahkan ke pengembangan sarana prasarana wisata yang baru seperti: alat-alat outbound, pembangunan gapura, gedung khusus pengelola desa wisata, cinderamata khas setempat, dan rumah makan bernuansa alami pedesaan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya perlu menjalin kemitraan dengan pemerintah dan pengusaha/pihak swasta.

B.     Sejarah Desa Wisata Pentingsari
Dusun wisata pentingsari terletak di Pentingsari, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Desa wisata Pentingsari ini dibentuk sejak tahun 2008, yang dipelopori oleh Bp. S. Wardisoekisma. Bapak Sumardi sendiri lahir pada tahun 1953. Dahulu desa ini berpenghuni hanya  sekitar 40 orang. Yang tinggal disini hanya yang bersaudara saja dan 1 orang dari luar. Tetapi lama kelamaan penduduknya bertambah. Orang tertua di desa ini adalah Mbah Suro. Ia menanam pohon manggis yang sekarang umurnya sekitar 155 tahun dan masih hidup dan berbuah.
Dusun Pentingsari berbentuk seperti semenanjung dimana sebelah barat terdapat lembah yang sangat curam yaitu kali Kuning dan sebelah selatan terdapat lebah yang berupak Goa Ledok / Ponteng dan Gondoran sebelah timur terdapat lembah yang curam yaitu Kali Pawon dan sebelah utara merupakan dataran yang dapat berhubungan langsung dengan tanah di sekeliling kelurahan Umbulharjo sampai ke pelataran gunung Merapi.
Dusun Pentingsari terdiri dari dua dusun yaitu Bonorejo dan Pentingsari. Desa ini ditetapkan sebagai desa wisata pada tanggal 15 April 2008Dahulunya lebih dikenal dengan nama Desa Bonorejo.
 (Gambar diatas ini adalah rumah Bapak S.Wardisoekisma yang mendirikan desa ini)

Menurut bapak S.Wardisoekisma masyarakat Pentingsari awalnya tidak yakin kalau desa mereka mau di jadikan sebagai desa wisata. Tetapi lama-kelamaan masyarakat mau menjadikan desa ini menjadi desa wisata karena murni keinginginan kuat dari masyarakatnyaWarga kemudian memasukkan Proposal setelah 2 bulan SKnya turun. Dalam perjalanannya desa wisata pentingsari di ikut sertakan dalam perlombaan desa wisata dan kemudian desa wisata pentingsari memenangkan lomba dengan mendapat juara II dan masuk ke tingkat provinsi. Setelah di perlombakan ditingkat provinsi akhirnya memenangkan juara satu.
Diberikan nama desa Pentingsari dikarena letak desa ini yang strategisbersebelahan dengan kaliurang dan sebelah timurnya pawon yang dulunya adalah tempat persediaan makan pangeran Diponegoro. Namun dibalik keindahannya, desa wisata ini rawan bencana karena letaknya dengan keberadaan Gunung berapi (Merapi).
Pada awal dua tahun setelah pembentukan Desa Wisata Pentingsari ini terjadi bencana letusan Gunung Merapi. Karena masyarakat panik dan takut kemudian menggungsi dari desa ini. Sejak bencana itu terus berlangsung, desa ini tidak berpenghuni selama 2 hingga 4 bulan.  Masyarakat Penting Sari mengungsi di lapangan sepak bola di Kabupaten Sleman Lapangan ini bisa menampung 14.000 orang. Namun tidak semua masyarakat Pentingsari mengungsi di sini, ada juga yang mengungsi di tempat tinggal keluarganya yang terletak jauh dari desa ini, dan Kampus UIIY (Universitas Islam Indonesia Yogyakarta).
Desa Wisata Pentingsari ini di tetapkan sebagai desa wisata nomor 1 di Indonesia dan memperoleh penghargaan UNWTO dari PBB.
 (berikut adalah foto piagam penghargaan UNWTO dan dari PBB)
Aktor yang turut/ikut serta mengambil bagian dalam pengelolaan Desa wisata Pentingsari ini

C.    Potensi-potensi yang ada di Desa wisata pentingsari
v Obyek wisata
a)        Pancuran  Suci Sendangsari
Pancuran ini dipercaya oleh masyarakat dusun Pentingsari dan sekitarnya sebagai tempat bertemunya Dewi Nawang Wulan dan Joko Tarup bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan membuat awet muda dengan minum atau cuci muka dengan air ini, lokasi obyek ini sangat dekat dengan nuansa mistis dan  nuansa keindahan   lembah sungai kuning.
b)        Luweng
Luweng merupakan salah satu bukti betapa luasnya perjuangan Pangeran Diponegoro dalam mengusir penjajah Belanda di Yogyakarta , luweng  pada saat itu digunakan sebagai alat masak warga dusun Pentingsari dalam menyediakan konsumsi bagi tentara Pangeran Diponegoro, disamping sebagai tempat persembunyian bila dalam posisi terdesak.
c)        Rumah Joglo
Rumah ini merupakan rumah adat di DIY dan Jawa Tengah. Rumah Joglo berada di  poros  Desa Wisata Pentingsari, disamping menampilkan  karakteristik keindahan dan budaya di rumah Joglo ini dapat digunakan sebagai tempat pertemuan, diklat, pentas seni dan budaya.
d)       Wisata Alam
Kondisi lingkungan di Dewi Peri masih sangat alami hembusan udara yang sejuk, rindangnya berbagai jenis tanaman, riuhnya suara ocehan burung di alam bebas, ramahnya penduduk desabisa  dijumpai  di sepanjang jalan dusun Pentingsari, sementara di sisi yang lain hamparan sawah, berbagai jenis tamanan sayur-sayuran yang sudah dikelola dengan sistem yang baik oleh penduduk memberi warna keindahan tersendiri Desa Wisata Pentingsari.
e)        Batu Dakon
Batu dakon yang ada di Dewi berbeda dengan batu dakon pada umunya yang biasa digunanakan untuk bermain anak-anak ,disamping memiliki nilai mistis batu dakon ini konon  masih ada kaitanya dengan obyek Luweng, batu ini dipercaya sebagai tempat mengatur setrategi perang dan meramal nasip   pada waktu perjuangan mengusir penjajah Belanda.
f)       Batu Persembahan
Batu Persembahan dipercaya digunakan sebagai tempat persembahan kepada ular besar yang singgah di Ponteng yang dipercaya sebagai anak dari Baru Klinting yang singgah di Gunung Merapi, bentuk persembahan dipercaya seekor kera yang datang dari Gunung Merapi tiap bulan Suro (bulan jawa).
g)      Ponteng
Tempat pertemuan sungai Kuning dan Sungai Pawon (tempuran) di Ujung Selatan Dusun Pentingsari di percaya ada sebuah goa sebagai tempat singgahnya ular besar anak dari baru klinting.
h)      Jalur Traking
Kondisi alam di Desa Wisata Pentingsari yang diapait oleh Dua Sungai (Sungai Pawon dan Sungai Kuning) sangat cocok untuk traking  remaja, anak-anak, dewasa dan orang tua dengan melewati jalur  susur sungai, melewati hamparan sawah, naik turun tebing dengan terowongan yang sangat unik dan indah, melewati ditengah rindangnya berbagai jenis tanaman kehutanan.

v Paket Wisata Desa Wisata Pentingsari
Harga Fasilitas
1. Menginap di home stay (3 x makan/1 x snack)                   : Rp.   70.000/org
2. Sewa arena out bond/camping ground                               : Rp.   15.000/org
3. Sewa joglo/tempat pertemuan                                             : Rp. 500.000/pax
4. Sewa pendopo kali kuning                                                  : Rp. 300.000/pax
5. Sewa sound system                                                             : Rp. 250.000/pax
6. Tour guide                                                                           : Rp.  70.000/org
Paket dan Atraksi Wisata
1. Kunjungan obyek pertanian/perkebunan                            : Rp.    7.500/org
2. Atraksi bajak sawah/tanam padi                                         : Rp.    7.500/org
3. Atraksi wiwitan/panen padi                                                : Rp.    7.500/org
4. Memancing/tangkap ikan                                                    : Rp.  10.000/org
5. Tracking/petualangan                                                          : Rp.    6.000/org
6. Sepak bola lumpur                                                              : Rp.    5.000/org
7. Out bond/Field trip TK – SD                                             : Rp.  25.000/org
8. Out bond SMP –  Mahasiswa                                             : Rp.  30.000/org
9. Out Bond Dewasa                                                              : Rp.  35.000/org
Atraksi Seni budaya
1. Penyambutan/punokawan/Jathilan                                      : Rp. 10.000/org
2. Cokekan/Karawitan                                                            : Rp. 12.500/org
3. Belajar gamelan                                                                   : Rp. 10.000/org
4. Belajar tari klasik                                                                : Rp. 10.000/org
5. Paket kenduri                                                                      : Rp. 15.000/org
6. Paket atraksi kuliner                                                            : Rp. 10.000/org
7. Kreasi janur                                                                         : Rp.   7.500/org
Paket Snack dan Makan
1. Welcome drink/snack                                                          : Rp.   2.500/org
2. Snack/minum ala dewi peri (minum + 3 snack)                  : Rp    3.000/org
3. Makan nasi dus (harga mulai)                                             : Rp. 12.500/org
4. Makan prasmanan (harga mulai)                                         : Rp. 15.000/org
Paket kunjungan ke luar
1. Lava tour Merapi/Mbah Marijan  (dengan truk)                 : Rp. 20.000/org
2. Kunjungan ke Sentra Jamu Godhog (dengan truk)                        : Rp. 20.000/org
3. Kunjungan ke Sentra Sapi Perah                                        : Rp. 17.500/org
4. Kunjungan ke Museum Gunung Api Merapi (MGM)        : Rp. 12.500/org

D.    Kendala-kendala yang ada di Desa Pentingsari
Adapun kendala yang dihadapi oleh pengurus Desa Wisata Pentingsari yakni kurangnya jumlah SDM yang ada dengan banyaknya pengunjung yang semakin meningkat membuat para pengurus Desa Wisata Pentingsari menjadi terpontang-panting dalam mengatasi pengunjung yang berkunjung di Desa Wisata Pentingsari dan terbatasnya kesenian yang ada di Desa Wisata Pentingsari sehingga membuat pengurus harus mendatangkan kesenian dari desa wisata yang lain seperti batik dan karawitan. yang ada di Desa Wisata Pentingsari membuat pengurus harus mendatangkan kesenian dari desa wisata yang lain seperti batik dan karawitan. Meskipun terbatasnya jumlah pengurus dan kesenian yang ada, pengurus Desa Wisata Pentingsari tetap semangat dan menerima pengunjung dengan senang hati dan menjalankan dengan membentuk tim piket agar dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakatnya. Selain kendala-kendala yang telah disebutkan tadi ada pula kendala yang dialami di Desa Wisata Pentingsari yakni pada tahun 2010 Desa Wisata Pentingsari sempat fakum selama 2 sampai 4 bulan pasca erupsi merapi yang mengakibatkan fasilitas sarana prasarana yang ada di Desa Pentingsari ini menjadi kurang baik, tetapi pengurus Desa Pentingsari tidak putus asa, malah bantuan semakin berlimpah pasca erupsi merapi yang membuat para pengurus dan warga bergotong royong membangun kembali Desa Wisata Pentingsari menjadi salah satu objek wisata dengan melakukan promosi. Ada juga pengunjung/ wisatawan yang datang pada saat terjadi letusan Merapi
E.     Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Faktor yang mendukung pemberdayaan di Desa Wisata Pentingsari ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang pertama adalah Desa Wisata Pentingsari memiliki potensi-potensi yang mungkin tidak didapatkan di desa lain seperti alam yang masih alami dan masih asri, memiliki potensi pertanian dan potensi budaya yang kemudian dijadikan tema dari Desa Wisata Pentingsari, selain itu adanya peninggalan sejarah yang dapat dijadikan obyek wisata seperti luweng, watu payung, watu gajah, pancuran sendang sari, watu dakon, dan lain-lain yang dapat dikunjungi oleh wisatawan saat berkunjung di Desa Wisata Pentingsari.
Faktor internal yang kedua dalam mendukung pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari adalah partisipasi masyarakatnya, tanpa adanya partisipasi masyarakat pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Pentingsari tidak akan berjalan. Faktor internal yang ke tiga adalah karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Desa Wisata Pentingsari. Desa Pentingsari memiliki Sumber Daya Manusia yang memadai seperti contohnya bapak Sumardi dan Bapak Doto kepemimpinan beliau berdua mampu memberdayakan hampir seluruh masyarakat Desa Pentingsari sehingga dapat memajukan Desa Wisata Pentingsari.
Faktor eksternal dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari adalah adanya dukungan dari pemerintah pusat yaitu dari Kementrian Pariwisata berupa dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata (PNPM Pariwisata) yang diberikan langsung ke Desa masing-masing melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD), selain memberikan dana pemerintah juga sering mengadakan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan outbond, pelatihan kuliner, pelatihan home industry, pelatihan pemandu, pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan Bahasa Mandarin, pelatihan membuat sovenir. Biasanya yang mengadakan pelatihan itu adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Dinas Perindustrian, Balai Latihan Kerja Yogyakarta, selain dari pihak pemerintah yang mengadakan pelatihan tersebut ada juga dari Mahasiswa KKN UGM, dari Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) dan tim yang sudah berpengalaman dalam bidang pariwisata.

F.     Struktur
Adapun struktur pengurus desa wisata pentingsari:
Ketua              :  1 Orang
Sekretaris        : 1 Orang
Bendahara       : Bendara di Desa Wisata Pentingsari hanya satu orang yang memegang
Seksi                : dibagi menjadi 3 yaitu Seksi Konsumsi, Seksi Pngembangan Usaha dan Seksi Home Stay







BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Wisata Pentingsari dilakukan dengan cara mengajak seluruh masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam segala kegiatan yang menyangkut Desa Wisata. Pemberdayaan Masyarakat di Desa Wisata Pentingsari telah dibagi sesuai dengan kemampuan dan usianya. Bagi bapak-bapak biasanya menjadi pengurus atau pengelola Desa Wisata Pentingsari, atau mendapat bagian menyampaikan sambutan pada saat tamu atau wisatawan datang. Bagi bapak-bapak yang masih tergolong muda dan pemuda pemudi dijadikan sebagai pemandu Desa Wisata. Sedangkan ibu-ibu diberdayakan dalam bidang konsumsi yaitu ketika tamu datang dalam jumlah besar maka mereka bertugas untuk memasak makanan untuk tamu sesuai permintaan tamu atau wisatawan yang datang misalnya dalam bentuk nasi dos atau prasmanan.
Proses pemberdayaan masyarakat akan terlihat lebih maksimal apabila ada tamu atau wisatawan yang datang karena akan banyak masyarakat yang diberdayakan. Pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari juga dilakukan dengan cara mengadakannya pelatihan-pelatihan dari pemerintah seperti dari Dinas Pariwisata, Dinas Perindustrian, Balai Latihan Kerja Yogyakarta maupun dari mahasiswa KKN, Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) dan tim yang sudah berpengalaman dalam bidang pariwisata seperti pelatihan home industry, pelatihan pengolahan jamur, pengolahan kopi, pelatihan bahasa inggris, pelatihan pemandu, pelatihan outbond dan masih banyak pelatihan yang diadakan, tujuannya untuk lebih meningkatkan potensi dan pengetahuan warga masyarakat Desa Wisata Pentingsari.
Faktor yang mendukung pemberdayaan di Desa Wisata Pentingsari ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang pertama adalah Desa Wisata Pentingsari memiliki potensi-potensi yang mungkin tidak didapatkan di desa lain seperti alam yang masih alami dan masih asri, memiliki potensi pertanian dan potensi budaya yang kemudian dijadikan tema dari Desa Wisata Pentingsari, selain itu adanya peninggalan sejarah yang dapat dijadikan obyek wisata seperti luweng, watu payung, watu gajah, pancuran sendang sari, watu dakon, dan lain-lain yang dapat dikunjungi oleh wisatawan saat berkunjung di Desa Wisata Pentingsari.
Faktor internal yang kedua dalam mendukung pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari adalah partisipasi masyarakatnya, tanpa adanya partisipasi masyarakat pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Pentingsari tidak akan berjalan. Faktor internal yang ke tiga adalah karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Desa Wisata Pentingsari. Desa Pentingsari memiliki Sumber Daya Manusia yang memadai seperti contohnya bapak Sumardi dan Bapak Doto kepemimpinan beliau berdua mampu memberdayakan hampir seluruh masyarakat Desa Pentingsari sehingga dapat memajukan Desa Wisata Pentingsari.
Faktor eksternal dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari adalah adanya dukungan dari pemerintah pusat yaitu dari Kementrian Pariwisata berupa dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata (PNPM Pariwisata) yang diberikan langsung ke Desa masing-masing melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD), selain memberikan dana pemerintah juga sering mengadakan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan outbond, pelatihan kuliner, pelatihan home industry, pelatihan pemandu, pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan Bahasa Mandarin, pelatihan membuat sovenir. Biasanya yang mengadakan pelatihan itu adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Dinas Perindustrian, Balai Latihan Kerja Yogyakarta, selain dari pihak pemerintah yang mengadakan pelatihan tersebut ada juga dari Mahasiswa KKN, dari Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) dan tim yang sudah berpengalaman dalam bidang pariwisata.
Faktor penghambat pemberdayaan yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari yaitu faktor internal yang pertama adalah kesadaran terhadap partisipasi dalam pemberdayaan masyarakat terkadang dirasa masih kurang oleh pengelola. Faktor internal yang kedua adalah setiap masyarakat daya tangkap dan pemikirannya berbeda-beda, selain itu kesibukan tiap masyarakat mempunyai kesibukan masing-masing sehingga kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Faktor penghambat dari luar atau faktor eksternal yang menghambat adanya pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari adalah dari pemerintah, terkadang dana yang dijanjikan oleh pemerintah datangnya tidak tepat pada waktunya atau tidak sesuai yang dijanjikan oleh pemerintah, maka masyarakat harus menunggu dana itu sampai cair dahulu agar dapat melanjutkan program pemberdayaan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Dampak adanya Pemberdayaan Masyarakat di Desa Wisata Pentingsari mempunyai dampak yang positif. Dampak pemberdayaan yang ada di Desa Wisata Pentingsari tidak hanya pada satu bidang saja, melainkan juga berbagai bidang. Dampak pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari di bidang ekonomi adalah meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Wisata Pentingsari. Sementara pada bidang sosial, pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari juga memberikan dampak yang sangat besar seperti masyarakatnya kini bertambah akrab satu sama lain. Pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata banyak membuka lapangan pekerjaan, dan banyak meyerap tenaga kerja sehingga mengurangi jumlah pengangguran terutama bagi penduduk Desa Wisata Pentingsari.
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Wisata dalam bidang pendidikan juga mempunyai dampak yang tidak kalah besarnya. Dampak itu antara lain, memperluas wawasan dan cara berpikir masyarakat Desa Wisata Pentingsari, mendidik cara hidup sehat, meningkatkan ilmu dan teknologi kepariwisataan, menggugah sadar lingkungan yaitu menyadarkan masyarakat akan pentingnya memelihara dan melestarikan lingkungan bagi kehidupan manusia kini dan di masa yang akan datang, selain itu juga dapat membuat Desa Wisata Pentingsari menjadi Desa Wisata nomor satu di Yogyakarta dan membuat Desa Wisata Pentingsari semakin maju hingga memperoleh berbagai penghargaan.
Dampak negatif pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari membuat Desa Wisata lain merasa tersaingi terhadap kesuksesan yang di dapat oleh Desa Wisata Pentingsari. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari juga terkadang dapat menimbulkan kecemburuan sosial antar warga masyarakatnya, seperti pada pembagian homestay terkadang masyarakat merasa kurang adil.
B.     Saran
1)      Bagi Pengelola Desa Wisata Pentingsari, sebaiknya meningkatkan publikasi mengenai keberadaan Desa Wisata Pentingsari melalui media cetak atau media yang lain agar Desa Wisata Pentingsari semakin dikenal banyak masyarakat luas.
2)      Sebaiknya ada penunjuk jalan yang berada di pertigaan sebelum Pasar Pakem yang menunjukkan arah menuju Desa Wisata Pentingsari agar memudahkan pengunjung yang akan berkunjung ke Desa Wisata Pentingsari.
3)      Sebaiknya ditambah penerangan atau lampu agar pada saat malam tiba Desa Wisata Pentingsari jalannya tidak terlalu gelap






DAFTAR PUSTAKA
Agus, Salim.2002.Perubahan Sosial Sketsa dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Onny S. Prijono, dan A. M. W. Pranarka (Penyunting). 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS.
Ambar, Teguh Sulistiyani. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdyaan. Yogyakarta: Gava Media.
Conyers, Diana. 1991. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press.
Departemen Pariwisata, 1999. Pariwisata Inti Rakyat
Rahardjo, Adisasmita. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tri, Winarni. 1998. Memahami Pemberdyaan Masyarakat Desa Partisipatif dalam Orientasi Pembangunan Masyarakat Desa menyongsong abad 21: menuju Pemberdayaan Pelayanan Masyarakat. Yogyakarta: Aditya Media.
(Sumber: Arsip Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman)
Internet:


semoga bermanfaat


2 komentar: