TUGAS MAKALAH
PENGEMBANGAN
POTENSI DESA WISATA PENTINGSARI
(Desa Umbulharjo,
Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY)
Mata Kuliah:
Pemberdayaan Masyarakat
Dosen Pengampu:
Suwarjo S,ip M,si
Disusun
oleh: Kelompok 4 (Kelas Pagi)
Milka Selegani
131312153
Nikolaus Riandully
131312183
Amelia Sundarwati
131312167
Ali Miagoni
131312197
Yuliten Yobbe
131312150
Patwa Tri Lestari
131312143
Fendy Maryoto
121312088
Habel Miagoni
131312154
Maleaki Tipagau
121312602
UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PRODI ILMU
ADMINISTRASI NEGARA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki
beraneka ragam potensi alam, seni
dan budaya. Potensi-potensi itu tentu harus dikembangkan agar dapat membawa dampak positif bagi industri
pariwisata di Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa negara-negara
yang memiliki tiga puluh tiga provinsi ini memiliki sejuta peninggalan seni dan budaya yang memiliki
keindahan dan daya tarik di masing-masing provinsi serta tidak
dapat ditemukan di negara lain, sehingga banyak wisatawan domestik maupun
luar negeri yangingin menikmati keindahan alam, seni dan budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Salah satu provinsi yang mempunyai
keanekaragaman alam, seni dan budaya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Provinsi ini memiliki empat Kabupaten serta Kotamadya yang banyak
dikunjungi oleh wisman (wisatawan mancanegara), maupun wisnus (wisatawan
nusantara), terdapat ribuan customer per hari mengunjungi
berbagai obyek yang dimiliki oleh provinsi ini antara lain Candi
Prambanan, Gembiraloka, Kaliurang, Parangtritis, Keraton Yogyakarta dan
berbagai obyek wisata lain yang ada di DIY. Pengembangan pariwisata yang
ada di DIY tidak hanya di titik beratkan pada obyek wisata yang telah
dikenal masyarakat luas saja namun ada alternatif andalan lainnya yang
mulai dikembangkan yaitu Desa Wisata dengan potensi alam, seni
dan budayanya.
Desa Wisata lebih bergerak pada bidang
studi pengembangan budaya dan pariwisata berbasis potensi lokal. Kabupaten
Sleman sebagai daerah yang memiliki keindahan alam mulai mengenalkan Desa
Wisata kepada para wisatawan. Tercatat terdapat 37 Desa Wisata yang
dikelola oleh masyarakat setempat. Desa Wisata yang terdapat di Kabupaten
Sleman menawarkan berbagai macam potensi yang dimiliki antara lain
pemandangan bentangan sawah yang masih sejuk, dan permai, peninggalan
budaya, seni dan budaya para leluhur hingga bangunan yang usianya telah
mencapai ratusan tahun yang masih terawat dengan baik. Inskeep
mendefinisikan Desa Wisata sebagai suatu wisata pedesaan dimana sekelompok
kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tadisional, sering
di desa-desa yang terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan
lingkungan setempat (Ahimsa Putra, 1988 dalam Ratna Sari, 2010: 26).
Desa Wisata Pentingsari adalah salah
satu Desa Wisata yang memiliki daya tarik khas yang terdapat di Desa
Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta. Desa Wisata Pentingsari dahulu tidak pernah masuk dalam
hitungan wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang berkunjung ke
Yogyakarta, tapi kini potensi pariwisata yang tersimpan disana mulai
menjadi incaran wisatawan. Hal itu tidak terlepas dari keyakinan,
keinginan, dan tekad kuat dari masyarakat setempat untuk membuat desa
mereka menjadi tujuan wisata seperti dua desa tetangga mereka, yaitu
Desa Sambi dan Desa Candi, yang lebih dulu terkenal menjadi Desa Wisata.
Keinginan kuat warga desa di Lereng Gunung Merapi itu bukan tanpa alasan,
karena Desa Pentingsari memang menyimpan pesona pariwisata.
Perlahan-lahan, warga membenahi desanya untuk menjadi Desa Wisata andalan.
Potensi yang tersimpan di Desa Wisata
Pentingsari atau juga dikenal dengan "Dewi Peri", antara lain,
benda peninggalan sejarah Keraton Yogyakarta, Pancuran Sendang Sari,
Kompleks Luweng, Watu Dakon, Watu Payung, Watu Gandul, dan peninggalan
zaman perang merebut kemerdekaan Indonesia. Kompleks Luweng atau tempat
memasak merupakan sebuah tempat yang menurut sejarah merupakan dapur umum
pada masa Perang Diponegoro, sedangkan Pancuran Sendang Sari adalah lokasi
mandi para putri Kraton Yogyakarta, untuk mewujudkan Desa Pentingsari
menjadi Desa Wisata, masyarakat telah menyiapkan segala sesuatunya
seoptimal mungkin, baik itu potensi wisata dan perilaku masyarakat agar
ramah serta terbuka kepada wisatawan. Hal ini penting, karena keramahan
menjadi nilai jual yang tinggi. Tekad kuat masyarakat desa itu ternyata
berbuah manis, karena Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman pada 15 April 2008
mencanangkan Desa Pentingsari sebagai Desa Wisata.
Desa Pentingsari belum begitu lama menjadi
Desa Wisata namun Desa Wisata Pentingsari kini telah menjadi Desa Wisata
nomor satu di Yogyakarta sehingga dapat menjadi contoh untuk Desa Wisata
lainnya. Semua itu tak lepas dari partisipasi masyarakat dalam
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari.
Partisipasi masyarakat adalah salah satu faktor pendukung adanya
pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari selain adanya dukungan
dari pemerintah dan potensi yang terdapat di Desa Wisata Pentingsari,
tanpa adanya partisipasi masyarakat maka pemberdayaan masyarakat tidak
akan berjalan. Partisipasi anggota masyarakat adalah keterlibatan
anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan
dan pelaksanaan (implementasi) program/proyek pembangunan yang dikerjakan
di dalam masyarakat lokal (Rahardjo Adisasmita, 2006: 34). Desa
Wisata Pentingsari sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai PNS,
wirausaha, dan petani namun masih ada beberapa masyarakat yang belum
sejahtera, maka dari itu Desa Pentingsari memberdayakan masyarakatnya agar
ikut memajukan desanya sebagai Desa Wisata, dengan adanya
pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari maka masyarakat yang
belum sejahtera dapat lebih mensejahterakan kehidupannya dengan cara
menjadi pengelola Desa Wisata atau membuka usaha yang sekiranya
dapat menghasilkan uang misalnya saja menjadikan rumahnya sebagai homestay untuk
wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Pentingsari, berjualan makanan
dan minuman, menjual oleh-oleh untuk wisatawan, menjadi pemandu wisata dan
masih banyak lagi, namun ada juga masyarakat yang tidak berpartisipasi
dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari karena sudah
merasa mampu secara materi selain itu juga karena usia yang sekiranya
sudah tidak memungkinkan untuk ikut berpartisipasi secara maksimal dalam
pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari. Desa Wisata
Pentingsari kini telah dikenal banyak orang karena potensi wisata yang
banyak tersimpan disana maka kini Desa Wisata Pentingsari tidak pernah
sepi pengunjung. Dalam sehari bisa terdapat 400 lebih tamu yang berkunjung
dan menginap disana, padahal ada beberapa masyarakat yang belum siap
menjadikan rumahnya sebagai homestay dengan alasan belum
mampu, masih mempunyai anak balita dan mempunyai kesibukan dikantor namun
kini beberapa masyarakat mulai membangun rumahnya menjadi homestay untuk
menambah jumlah homestay yang ada di Desa Wisata
Pentingsari. Dalam pembagian homestay terkadang
dirasa masyarakat kurang adil sehingga menimbulkan kecemburuan sosial
diantara warga desa namun hal tersebut biasanya tidak sampai membuat
masalah yang besar karena pengelola segera menyelesaikan masalah tersebut
dan memberikan pengertian kepada warga.
Kesibukan di kantor sebagai pegawai atau
kesibukan di kampus atau sekolah terkadang juga membuat masyarakat sulit
membagi waktu dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa
Wisata Pentingsari, apalagi jika banyak tamu yang datang ke Desa Wisata
Pentingsari sehingga belum dapat mengikuti kegiatan pemberdayaan secara
maksimal, namun biasanya masyarakat yang bekerja dan yang masih kuliah
atau sekolah akan ikut berpartisipasi pada saat kegiatan sore hari, malam
hari atau pada saat libur, dengan adanya Desa Wisata Pentingsari warga
masyarakat ditantang untuk mampu memberikan sumbang sih melalui
pemberdayaan yang diadakan, tujuannya untuk kesejahteraan bagi seluruh
warga masyarakat. Kini masyarakat Desa Wisata Pentingsari telah dapat
merasakan dampak adanya pemberdayaan masyarakat yang diadakan di Desa
Wisata Pentingsari. Masyarakat mulai menikmati manfaatnya yaitu
meningkatnya perekonomian masyarakat, mendapat pengetahuan dan ilmu yang
penting untuk lebih memajukan desanya dan masih banyak perubahan yang
dirasakan masyarakat dengan adanya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
di Desa Wisata Pentingsari. Dampak negatifnya yaitu membuat Desa Wisata
lain merasa tersaingi atas kesuksesan yang di didapat Desa Wisata
Pentingsari.
Berdasarkan latar belakang di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pemberdayaan
masyarakat untuk memajukan Desa Wisata Pentingsari, ingin mengetahui
proses pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari, faktor
apa saja yang mendukung dan yang menghambat adanya pemberdayaan masyarakat
di Desa Wisata Pentingsari dan dampak pemberdayaan masyarakat di Desa
Wisata Pentingsari.
B. Rumusan masalah
Bagaimana proses pengembangan desa wisata pentingsari?
Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat pemberdayaan masyarakat
yang ada di Desa Wisata Pentingsari?
Apa saja komponen daya tarik wisata yang ada di Desa
Wisata Pentingsari?
C. Manfaat dan Tujuan
a. Melalui Makalah ini dapat memberikan
informasi mengenai Desa Wisata Pentingsari yang berada di Yogyakarta.
b. Untuk dapat
menambah wawasan mengenai pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa
Pentingsari.
c. Memberdayakan masyarakat setempat agar bertangung
jawab terhadap perencanaan dan pengelolaan lingkungannya.
d. Dapat memberikan dorongan /motivasi bagi desa wisata
lainnya
e. Mengenali jenis wisata yang sesuai dan melengkapi gaya
hidup yang disukai penduduk setempat.
f. Untuk memberikan wawasan pengembangan desa pentingsari
bagi pembaca makalah ini
g. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pemberdayaan
masyarakat
h. Untuk menggali informasi mengenai perkembangan potensi
desa wisata pentingsari
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGEMBANGAN DESA WISATA
Desa wisata dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah pedesaan yang
memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas, baik berupa karakter
fisik lingkungan alam pedesaan dan kehidupan sosial budaya masyarakat, yang
dikelola dan dikemas secara menarik dan alami dengan pengembangan fasilitas
pendukung wisatanya. Selanjutnya desa wisata adalah suatu bentuk integrasi
antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu
struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku (Nuryanti, 1993).
Menurut Julisetiono (2007), Konsep Desa Wisata, meliputi: (a) berawal dari masyarakat,
(b) memiliki muatan lokal, (c) memiliki komitmen bersama masyarakat, (d)
memiliki kelembagaan, (e) adanya keterlibatan anggota masyarakat, (f) adanya
pendampingan dan pembinaan, (g) adanya motivasi, (h) adanya kemitraan, (i)
adanya forum Komunikasi, dan (j) adanya studi orientasi.
Mengacu pada konsep pengembangan desa wisata dari Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata (2001), maka pola pengembangan desa wisata diharapkan memuat
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a) Tidak bertentangan
dengan adat istiadat atau budaya masyarakat
Suatu desa yang tata
cara dan ada istiadatnya masih mendominasi pola kehidupan masyarakatnya, dalam
pengembangannya sebagai atraksi wisata harus disesuaikan dengan tata cara yang
berlaku di desanya.
b) Pembangunan fisik untuk
meningkatkan kualitas lingkungan desa
Pengembangan pariwisata
di suatu desa pada hakekatnya tidak merubah apa yang sudah ada di desa
tersebut, tetapi lebih kepada upaya merubah apa yang ada di desa dan kemudian
mengemasnya sedemikian rupa sehingga menarik untuk dijadikan atraksi wisata.
Pembangunan fisik yang dilakukan dalam rangka pengembangan desa seperti
penambahan sarana jalan setapak, penyediaan MCK, penyediaan sarana dan
prasarana air bersih dan sanitasi lebih ditujukan untuk meningkatkan kualitas
lingkungan yang ada sehingga desa tersebut dapat dikunjungi dan dinikmati
wisatawan.
c) Memperhatikan unsur
kelokalan dan keaslian
Arsitektur bangunan,
pola lansekap serta material yang digunakan dalam pembangunan haruslah
menonjolkan ciri khas desa, mencerminkan kelokalan dan keaslian wilayah
setempat.
d) Memberdayakan masyarakat
desa wisata
Unsur penting dalam
pengembangan desa wisata adalah keterlibatan masyarakat desa dalam setiap aspek
wisata yang ada di desa tersebut. Pengembangan desa wisata sebagai
pengejawantahan dari konsep Pariwisata Inti Rakyat mengandung arti bahwa
masyarakat desa memperoleh manfaat sebesar-besarnya dalam pengembangan
pariwisata. Masyarakat terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata dalam bentuk
pemberian jasa dan pelayanan yang hasilnya dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat diluar aktifitas mereka sehari-hari.
e) Memperhatikan daya
dukung dan berwawasan lingkungan
Prinsip-prinsip
pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism) harus mendasari
pengembangan desa wisata. Pengembangan yang melampaui daya dukung akan
menimbulkan dampak yang besar tidak hanya pada lingkungan alam tetapi juga pada
kehidupan sosial budaya masyarakat yang pada akhirnya akan mengurangi daya
tarik desa tersebut. Beberapa bentuk keterlibatan masyarakat tersebut adalah
penyediaan fasilitas akomodasi berupa rumah-rumah penduduk (home stay),
penyediaan kebutuhan konsumsi wisatawan, pemandu wisata, penyediaan
transportasi lokal, pertunjukan kesenian, dan lain-lain.
Pengembangan desa wisata merupakan bagian dari penyelenggaraan pariwisata
yang terkait langsung dengan jasa pelayanan, yang membutuhkan kerjasama dengan
berbagai komponen penyelenggara pariwisata yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Pada level birokrasi yang selama ini dilakukan pemerintah daerah seharusnya
menindaklanjuti dengan adanya kejelasan regulasi terkait dengan pengembangan
desa wisata dan usulan penetapan forum komunikasi desa wisata sebagai wadah
koordinasi dan menjembatani hubungan antara masyarakat, lembaga desa wisata,
perguruan tinggi, dan dunia usaha/swasta. Instansi terkait khususnya Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata perlu lebih mengintensifkan pembinaan secara berkala
setiap bulan sekali dan memfasilitasi pertemuan bagi forum komunikasi desa
wisata agar benar-benar dapat memberikan manfaat dalam rangka koordinasi
bersama dan ajang berbagi pengalaman dari masing-masing desa wisatanya.
Pada level Dunia Usaha/Swasta, keterlibatan masyarakat khususnya generasi
muda dalam kegiatan yang bersifat teknis, seperti menjadi instruktur atau
pemandu kegiatan outbound perlu mendapat perhatian yang serius. Investor
sebaiknya tidak hanya bergerak sebatas menanamkan modal dalam pengembangan
infrastruktur pariwisata tapi perlu bekerjasama dengan masyarakat dalam rangka
penguatan modal usaha mereka guna mendukung kegiatan investasi pariwisata.
Pada level masyarakat, partisipasi aktif merupakan elemen penting dalam
perumusan rencana pembangunan agar mampu meningkatkan rasa percaya diri dan
menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan pariwisata
berbasis masyarakat. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, pengembangan
desa wisata sebagai produk wisata baru sangat dipengaruhi oleh aspek
kelembagaan, objek dan daya tarik wisata, serta sarana prasarana wisata. Hal
ini disebabkan ketiga aspek pengembangan desa wisata tersebut memiliki peranan
penting dalam meningkatkan pelayanan dan kualitas produk wisata.
Model Pengembangan Desa Wisata
Penentuan strategi dalam pengembangan desa wisata sangatlah penting
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan model pengembangan desa wisata
sebagai rekomendasi tindak lanjut dari perencanaan wilayah pengembangan desa
wisata.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu tahapan-tahapan model
pengembangan desa wisata yang diharapkan dapat diterapkan di daerah penyangga
kawasan konservasi, antara lain:
1. Dari sisi pengembangan
kelembagaan desa wisata, perlunya perencanaan awal yang tepat dalam menentukan
usulan program atau kegiatan khususnya pada kelompok sadar wisata agar mampu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui pelaksanaan
program pelatihan pengembangan desa wisata, seperti: pelatihan bagi kelompok
sadar wisata, pelatihan tata boga dan tata homestay, pembuatan cinderamata,
pelatihan guide/pemandu wisata termasuk didalamnya keterampilan menjadi
instruktur outbound.
2. Dari sisi pengembangan
objek dan daya tarik wisata, perlunya perencanaan awal dari masyarakat untuk
menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan dan mampu mendatangkan wisatawan
dari berbagai potensi yang dimiliki oleh masyarakat, serta perlunya sosialisasi
dari instansi terkait dalam rangka menggalakkan sapta pesona dan paket desa
wisata terpadu.
3. Dari sisi pengembangan
sarana prasarana wisata, perencanaan awal dari pemerintah perlu diarahkan ke
pengembangan sarana prasarana wisata yang baru seperti: alat-alat outbound,
pembangunan gapura, gedung khusus pengelola desa wisata, cinderamata khas
setempat, dan rumah makan bernuansa alami pedesaan. Oleh karena itu dalam
pelaksanaannya perlu menjalin kemitraan dengan pemerintah dan pengusaha/pihak
swasta.
B. Sejarah Desa Wisata Pentingsari
Dusun wisata pentingsari terletak di Pentingsari,
Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Desa wisata Pentingsari ini dibentuk sejak tahun 2008, yang
dipelopori oleh Bp. S. Wardisoekisma. Bapak Sumardi sendiri lahir pada tahun 1953. Dahulu
desa ini berpenghuni hanya sekitar 40 orang. Yang tinggal disini hanya yang bersaudara saja dan 1 orang dari luar.
Tetapi lama kelamaan penduduknya bertambah. Orang tertua di desa ini
adalah Mbah Suro. Ia menanam pohon manggis yang sekarang umurnya sekitar 155
tahun dan masih hidup dan berbuah.
Dusun Pentingsari berbentuk seperti semenanjung dimana sebelah barat
terdapat lembah yang sangat curam yaitu kali Kuning dan sebelah selatan
terdapat lebah yang berupak Goa Ledok / Ponteng dan Gondoran sebelah timur
terdapat lembah yang curam yaitu Kali Pawon dan sebelah utara merupakan dataran
yang dapat berhubungan langsung dengan tanah di sekeliling kelurahan Umbulharjo
sampai ke pelataran gunung Merapi.
Dusun Pentingsari terdiri dari dua dusun yaitu Bonorejo dan
Pentingsari. Desa ini ditetapkan sebagai desa wisata pada tanggal 15 April 2008. Dahulunya lebih dikenal
dengan nama Desa Bonorejo.
(Gambar diatas ini adalah rumah Bapak
S.Wardisoekisma yang mendirikan desa ini)
Menurut bapak S.Wardisoekisma masyarakat Pentingsari awalnya tidak yakin
kalau desa mereka mau di jadikan sebagai desa wisata. Tetapi lama-kelamaan
masyarakat mau menjadikan desa ini menjadi desa wisata karena murni keinginginan kuat dari masyarakatnya. Warga kemudian memasukkan Proposal setelah 2 bulan
SKnya turun. Dalam perjalanannya desa wisata pentingsari di ikut sertakan dalam
perlombaan desa wisata dan kemudian desa wisata pentingsari memenangkan lomba
dengan mendapat juara II dan masuk ke tingkat provinsi. Setelah di perlombakan
ditingkat provinsi akhirnya memenangkan juara satu.
Diberikan nama desa Pentingsari dikarena letak desa ini yang strategis, bersebelahan dengan kaliurang dan sebelah
timurnya pawon yang dulunya adalah tempat persediaan makan pangeran Diponegoro. Namun dibalik
keindahannya, desa wisata ini rawan bencana karena letaknya dengan keberadaan Gunung berapi (Merapi).
Pada awal dua tahun setelah pembentukan Desa Wisata
Pentingsari ini terjadi bencana letusan Gunung Merapi. Karena
masyarakat panik dan takut kemudian menggungsi dari desa ini. Sejak bencana itu terus berlangsung, desa ini tidak berpenghuni selama 2 hingga
4 bulan. Masyarakat Penting Sari mengungsi di lapangan sepak bola di
Kabupaten Sleman Lapangan ini bisa
menampung 14.000 orang. Namun tidak semua masyarakat Pentingsari mengungsi di
sini, ada juga yang mengungsi di tempat tinggal keluarganya yang terletak jauh
dari desa ini, dan Kampus UIIY
(Universitas Islam Indonesia Yogyakarta).
Desa Wisata Pentingsari ini di tetapkan sebagai desa wisata nomor 1 di
Indonesia dan memperoleh penghargaan UNWTO dari PBB.
(berikut adalah
foto piagam penghargaan UNWTO dan dari PBB)
Aktor yang turut/ikut serta mengambil bagian dalam pengelolaan
Desa wisata Pentingsari ini
C. Potensi-potensi yang ada di Desa wisata pentingsari
v Obyek wisata
a) Pancuran
Suci Sendangsari
Pancuran ini dipercaya oleh masyarakat dusun Pentingsari dan sekitarnya
sebagai tempat bertemunya Dewi Nawang Wulan dan Joko Tarup bisa menyembuhkan
berbagai penyakit dan membuat awet muda dengan minum atau cuci muka dengan air
ini, lokasi obyek ini sangat dekat dengan nuansa mistis dan nuansa
keindahan lembah sungai kuning.
b) Luweng
Luweng merupakan salah satu bukti betapa luasnya perjuangan Pangeran
Diponegoro dalam mengusir penjajah Belanda di Yogyakarta , luweng pada
saat itu digunakan sebagai alat masak warga dusun Pentingsari dalam menyediakan
konsumsi bagi tentara Pangeran Diponegoro, disamping sebagai tempat
persembunyian bila dalam posisi terdesak.
c) Rumah Joglo
Rumah ini merupakan rumah adat di DIY dan Jawa Tengah. Rumah Joglo berada
di poros Desa Wisata Pentingsari, disamping menampilkan
karakteristik keindahan dan budaya di rumah Joglo ini dapat digunakan sebagai
tempat pertemuan, diklat, pentas seni dan budaya.
d) Wisata Alam
Kondisi lingkungan di Dewi Peri masih sangat alami hembusan udara yang
sejuk, rindangnya berbagai jenis tanaman, riuhnya suara ocehan burung di alam
bebas, ramahnya penduduk desabisa dijumpai di sepanjang jalan dusun
Pentingsari, sementara di sisi yang lain hamparan sawah, berbagai jenis tamanan
sayur-sayuran yang sudah dikelola dengan sistem yang baik oleh penduduk memberi warna keindahan tersendiri Desa Wisata
Pentingsari.
e) Batu Dakon
Batu dakon yang ada di Dewi berbeda dengan batu dakon pada umunya yang
biasa digunanakan untuk bermain anak-anak ,disamping memiliki nilai mistis batu
dakon ini konon masih ada kaitanya dengan obyek Luweng, batu ini
dipercaya sebagai tempat mengatur setrategi perang dan meramal
nasip pada waktu perjuangan mengusir penjajah Belanda.
f) Batu Persembahan
Batu Persembahan dipercaya digunakan sebagai tempat persembahan kepada ular
besar yang singgah di Ponteng yang dipercaya sebagai anak dari Baru Klinting yang
singgah di Gunung Merapi, bentuk persembahan dipercaya seekor kera yang datang
dari Gunung Merapi tiap bulan Suro (bulan jawa).
g) Ponteng
Tempat pertemuan sungai Kuning dan Sungai Pawon (tempuran) di Ujung Selatan
Dusun Pentingsari di percaya ada sebuah goa sebagai tempat singgahnya ular
besar anak dari baru klinting.
h) Jalur Traking
Kondisi alam di Desa Wisata Pentingsari yang diapait oleh Dua Sungai
(Sungai Pawon dan Sungai Kuning) sangat cocok untuk traking
remaja, anak-anak, dewasa dan orang tua dengan melewati jalur susur
sungai, melewati hamparan sawah, naik turun tebing dengan terowongan yang
sangat unik dan indah, melewati ditengah rindangnya berbagai jenis tanaman
kehutanan.
v Paket Wisata Desa Wisata Pentingsari
Harga Fasilitas
1. Menginap di home stay (3 x makan/1 x snack) : Rp.
70.000/org
2. Sewa arena out bond/camping ground : Rp.
15.000/org
3. Sewa joglo/tempat pertemuan : Rp. 500.000/pax
4. Sewa pendopo kali kuning : Rp. 300.000/pax
5. Sewa sound system : Rp. 250.000/pax
6. Tour guide : Rp. 70.000/org
Paket dan Atraksi Wisata
1. Kunjungan obyek pertanian/perkebunan : Rp.
7.500/org
2. Atraksi bajak sawah/tanam padi : Rp. 7.500/org
3. Atraksi wiwitan/panen padi : Rp.
7.500/org
4. Memancing/tangkap ikan : Rp. 10.000/org
5. Tracking/petualangan : Rp.
6.000/org
6. Sepak bola lumpur : Rp.
5.000/org
7. Out bond/Field trip TK – SD : Rp. 25.000/org
8. Out bond SMP – Mahasiswa : Rp. 30.000/org
9. Out Bond Dewasa : Rp. 35.000/org
Atraksi Seni budaya
1. Penyambutan/punokawan/Jathilan : Rp. 10.000/org
2. Cokekan/Karawitan : Rp. 12.500/org
3. Belajar gamelan : Rp. 10.000/org
4. Belajar tari klasik : Rp. 10.000/org
5. Paket kenduri : Rp. 15.000/org
6. Paket atraksi kuliner
: Rp. 10.000/org
7. Kreasi janur : Rp.
7.500/org
Paket Snack dan Makan
1. Welcome drink/snack : Rp. 2.500/org
2. Snack/minum ala dewi peri (minum + 3 snack) : Rp
3.000/org
3. Makan nasi dus (harga mulai) : Rp. 12.500/org
4. Makan prasmanan (harga mulai) : Rp. 15.000/org
Paket kunjungan ke luar
1. Lava tour Merapi/Mbah Marijan (dengan truk) : Rp. 20.000/org
2. Kunjungan ke Sentra Jamu Godhog (dengan truk) : Rp. 20.000/org
3. Kunjungan ke Sentra Sapi Perah : Rp. 17.500/org
4. Kunjungan ke Museum Gunung Api Merapi (MGM) : Rp. 12.500/org
D. Kendala-kendala yang ada di Desa Pentingsari
Adapun kendala yang dihadapi oleh pengurus Desa Wisata Pentingsari yakni
kurangnya jumlah SDM yang ada dengan banyaknya pengunjung yang semakin
meningkat membuat para pengurus Desa Wisata Pentingsari menjadi
terpontang-panting dalam mengatasi pengunjung yang berkunjung di Desa Wisata
Pentingsari dan terbatasnya kesenian yang ada di Desa Wisata Pentingsari
sehingga membuat pengurus harus mendatangkan kesenian dari desa wisata yang
lain seperti batik dan karawitan. yang ada di Desa Wisata Pentingsari membuat
pengurus harus mendatangkan kesenian dari desa wisata yang lain seperti batik
dan karawitan. Meskipun terbatasnya jumlah pengurus dan kesenian yang ada, pengurus Desa
Wisata Pentingsari tetap semangat dan menerima pengunjung dengan senang hati dan menjalankan dengan membentuk tim piket agar
dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan yang diharapkan oleh
masyarakatnya. Selain kendala-kendala yang telah disebutkan tadi ada pula kendala
yang dialami di Desa Wisata Pentingsari yakni pada tahun 2010 Desa Wisata
Pentingsari sempat fakum selama 2 sampai 4 bulan pasca erupsi merapi yang
mengakibatkan fasilitas sarana prasarana yang ada di Desa Pentingsari ini
menjadi kurang baik, tetapi pengurus Desa Pentingsari tidak putus asa, malah
bantuan semakin berlimpah pasca erupsi merapi yang membuat para pengurus dan
warga bergotong royong membangun kembali Desa Wisata Pentingsari menjadi salah
satu objek wisata dengan melakukan promosi. Ada juga pengunjung/ wisatawan yang datang pada saat terjadi letusan
Merapi
E. Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Faktor yang mendukung pemberdayaan di Desa
Wisata Pentingsari ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang pertama adalah Desa Wisata Pentingsari memiliki
potensi-potensi yang mungkin tidak didapatkan di desa lain seperti alam yang
masih alami dan masih asri, memiliki potensi pertanian dan potensi budaya yang
kemudian dijadikan tema dari Desa Wisata Pentingsari, selain itu adanya
peninggalan sejarah yang dapat dijadikan obyek wisata seperti luweng, watu
payung, watu gajah, pancuran sendang sari, watu dakon, dan lain-lain yang dapat
dikunjungi oleh wisatawan saat berkunjung di Desa Wisata Pentingsari.
Faktor internal yang kedua dalam mendukung
pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari adalah partisipasi
masyarakatnya, tanpa adanya partisipasi masyarakat pemberdayaan masyarakat yang
ada di Desa Pentingsari tidak akan berjalan. Faktor internal yang ke tiga
adalah karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Desa Wisata Pentingsari.
Desa Pentingsari memiliki Sumber Daya Manusia yang memadai seperti contohnya
bapak Sumardi dan Bapak Doto kepemimpinan beliau berdua mampu
memberdayakan hampir seluruh masyarakat Desa Pentingsari sehingga dapat
memajukan Desa Wisata Pentingsari.
Faktor eksternal dalam pemberdayaan
masyarakat di Desa Wisata Pentingsari adalah adanya dukungan dari pemerintah
pusat yaitu dari Kementrian Pariwisata berupa dana Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata (PNPM Pariwisata) yang diberikan langsung ke
Desa masing-masing melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD), selain memberikan
dana pemerintah juga sering mengadakan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan
outbond, pelatihan kuliner, pelatihan home industry, pelatihan
pemandu, pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan Bahasa Mandarin, pelatihan membuat
sovenir. Biasanya yang mengadakan pelatihan itu adalah Dinas Pariwisata
Kabupaten Sleman, Dinas Perindustrian, Balai Latihan Kerja Yogyakarta, selain
dari pihak pemerintah yang mengadakan pelatihan tersebut ada juga dari
Mahasiswa KKN UGM, dari Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI)
dan tim yang sudah berpengalaman dalam bidang pariwisata.
F. Struktur
Adapun struktur pengurus desa wisata pentingsari:
Ketua
: 1 Orang
Sekretaris : 1
Orang
Bendahara : Bendara di
Desa Wisata Pentingsari hanya satu orang yang memegang
Seksi
: dibagi menjadi 3 yaitu Seksi Konsumsi, Seksi Pngembangan Usaha dan Seksi Home
Stay
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Wisata Pentingsari dilakukan dengan cara
mengajak seluruh masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam segala kegiatan
yang menyangkut Desa Wisata. Pemberdayaan Masyarakat di Desa Wisata Pentingsari
telah dibagi sesuai dengan kemampuan dan usianya. Bagi bapak-bapak biasanya
menjadi pengurus atau pengelola Desa Wisata Pentingsari, atau mendapat bagian
menyampaikan sambutan pada saat tamu atau wisatawan datang. Bagi bapak-bapak
yang masih tergolong muda dan pemuda pemudi dijadikan sebagai pemandu Desa
Wisata. Sedangkan ibu-ibu diberdayakan dalam bidang konsumsi yaitu ketika
tamu datang dalam jumlah besar maka mereka bertugas untuk memasak makanan untuk
tamu sesuai permintaan tamu atau wisatawan yang datang misalnya dalam bentuk nasi
dos atau prasmanan.
Proses pemberdayaan masyarakat akan terlihat lebih maksimal apabila ada
tamu atau wisatawan yang datang karena akan banyak masyarakat yang
diberdayakan. Pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari juga dilakukan
dengan cara mengadakannya pelatihan-pelatihan dari pemerintah seperti dari
Dinas Pariwisata, Dinas Perindustrian, Balai Latihan Kerja Yogyakarta
maupun dari mahasiswa KKN, Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) dan tim yang
sudah berpengalaman dalam bidang pariwisata seperti pelatihan home
industry, pelatihan pengolahan jamur, pengolahan kopi, pelatihan bahasa
inggris, pelatihan pemandu, pelatihan outbond dan masih banyak
pelatihan yang diadakan, tujuannya untuk lebih meningkatkan potensi dan
pengetahuan warga masyarakat Desa Wisata Pentingsari.
Faktor yang mendukung pemberdayaan di Desa Wisata Pentingsari ada dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang pertama
adalah Desa Wisata Pentingsari memiliki potensi-potensi yang mungkin tidak
didapatkan di desa lain seperti alam yang masih alami dan masih asri, memiliki
potensi pertanian dan potensi budaya yang kemudian dijadikan tema dari Desa
Wisata Pentingsari, selain itu adanya peninggalan sejarah yang dapat dijadikan
obyek wisata seperti luweng, watu payung, watu gajah, pancuran sendang sari,
watu dakon, dan lain-lain yang dapat dikunjungi oleh wisatawan saat berkunjung
di Desa Wisata Pentingsari.
Faktor internal yang kedua dalam mendukung pemberdayaan masyarakat di Desa
Wisata Pentingsari adalah partisipasi masyarakatnya, tanpa adanya partisipasi
masyarakat pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Pentingsari tidak akan
berjalan. Faktor internal yang ke tiga adalah karena Sumber Daya Manusia (SDM)
yang ada di Desa Wisata Pentingsari. Desa Pentingsari memiliki Sumber Daya
Manusia yang memadai seperti contohnya bapak Sumardi dan Bapak Doto
kepemimpinan beliau berdua mampu memberdayakan hampir seluruh masyarakat
Desa Pentingsari sehingga dapat memajukan Desa Wisata Pentingsari.
Faktor eksternal dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari
adalah adanya dukungan dari pemerintah pusat yaitu dari Kementrian Pariwisata
berupa dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata (PNPM
Pariwisata) yang diberikan langsung ke Desa masing-masing melalui Badan Permusyawaratan
Desa (BPD), selain memberikan dana pemerintah juga sering mengadakan
pelatihan-pelatihan seperti pelatihan outbond, pelatihan kuliner, pelatihan
home industry, pelatihan pemandu, pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan Bahasa
Mandarin, pelatihan membuat sovenir. Biasanya yang mengadakan pelatihan itu
adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Dinas Perindustrian, Balai Latihan
Kerja Yogyakarta, selain dari pihak pemerintah yang mengadakan pelatihan
tersebut ada juga dari Mahasiswa KKN, dari Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI)
dan tim yang sudah berpengalaman dalam bidang pariwisata.
Faktor penghambat pemberdayaan yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari
yaitu faktor internal yang pertama adalah kesadaran terhadap partisipasi dalam
pemberdayaan masyarakat terkadang dirasa masih kurang oleh pengelola. Faktor
internal yang kedua adalah setiap masyarakat daya tangkap dan pemikirannya
berbeda-beda, selain itu kesibukan tiap masyarakat mempunyai kesibukan
masing-masing sehingga kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan pemberdayaan
masyarakat.
Faktor penghambat dari luar atau faktor eksternal yang menghambat adanya
pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari adalah dari pemerintah,
terkadang dana yang dijanjikan oleh pemerintah datangnya tidak tepat pada waktunya
atau tidak sesuai yang dijanjikan oleh pemerintah, maka masyarakat harus
menunggu dana itu sampai cair dahulu agar dapat melanjutkan program
pemberdayaan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Dampak adanya Pemberdayaan Masyarakat di Desa Wisata Pentingsari mempunyai
dampak yang positif. Dampak pemberdayaan yang ada di Desa Wisata Pentingsari
tidak hanya pada satu bidang saja, melainkan juga berbagai bidang. Dampak
pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari di bidang ekonomi adalah
meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Wisata Pentingsari. Sementara pada
bidang sosial, pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari juga
memberikan dampak yang sangat besar seperti masyarakatnya kini bertambah akrab
satu sama lain. Pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata banyak membuka lapangan
pekerjaan, dan banyak meyerap tenaga kerja sehingga mengurangi jumlah
pengangguran terutama bagi penduduk Desa Wisata Pentingsari.
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Wisata dalam bidang pendidikan juga
mempunyai dampak yang tidak kalah besarnya. Dampak itu antara lain, memperluas
wawasan dan cara berpikir masyarakat Desa Wisata Pentingsari, mendidik cara
hidup sehat, meningkatkan ilmu dan teknologi kepariwisataan, menggugah sadar
lingkungan yaitu menyadarkan masyarakat akan pentingnya memelihara dan
melestarikan lingkungan bagi kehidupan manusia kini dan di masa yang akan
datang, selain itu juga dapat membuat Desa Wisata Pentingsari menjadi Desa
Wisata nomor satu di Yogyakarta dan membuat Desa Wisata Pentingsari semakin
maju hingga memperoleh berbagai penghargaan.
Dampak negatif pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Wisata
Pentingsari membuat Desa Wisata lain merasa tersaingi terhadap kesuksesan yang
di dapat oleh Desa Wisata Pentingsari. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
di Desa Wisata Pentingsari juga terkadang dapat menimbulkan kecemburuan sosial
antar warga masyarakatnya, seperti pada pembagian homestay terkadang masyarakat
merasa kurang adil.
B. Saran
1) Bagi Pengelola Desa
Wisata Pentingsari, sebaiknya meningkatkan publikasi mengenai keberadaan Desa
Wisata Pentingsari melalui media cetak atau media yang lain agar Desa Wisata
Pentingsari semakin dikenal banyak masyarakat luas.
2) Sebaiknya ada penunjuk
jalan yang berada di pertigaan sebelum Pasar Pakem yang menunjukkan arah menuju
Desa Wisata Pentingsari agar memudahkan pengunjung yang akan berkunjung ke Desa
Wisata Pentingsari.
3) Sebaiknya ditambah
penerangan atau lampu agar pada saat malam tiba Desa Wisata Pentingsari
jalannya tidak terlalu gelap
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Salim.2002.Perubahan Sosial Sketsa dan Refleksi Metodologi Kasus
Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Onny S. Prijono, dan A. M. W. Pranarka (Penyunting). 1996. Pemberdayaan:
Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS.
Ambar, Teguh Sulistiyani. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdyaan.
Yogyakarta: Gava Media.
Conyers, Diana. 1991. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta:
Gadjah Mada Univercity Press.
Departemen Pariwisata, 1999. Pariwisata Inti Rakyat
Rahardjo, Adisasmita. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Tri, Winarni. 1998. Memahami Pemberdyaan Masyarakat Desa Partisipatif dalam
Orientasi Pembangunan Masyarakat Desa menyongsong abad 21: menuju Pemberdayaan
Pelayanan Masyarakat. Yogyakarta: Aditya Media.
(Sumber: Arsip Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman)
Internet:
semoga bermanfaat
murah ya paket wisatanya
BalasHapusPaket Wisata Jogja
Cantiknya, Pengen Deh Maen Kesana..
BalasHapuscvtugurentcar